Tadi siang banyak yang dikubur
satu... dua... dan tiga
Hmmm...
Mungkin lebih dari itu
Bauran bunga dan tanah basah menghembus tajam
menandakannya
Aku terpekur menatap nanap...
Julangan pusara yang tertancap
bangkitkanku dari tidur yang lelap
Aku terkesiap
Betapa waktu yang lindap
melenakanku dalam jutaan harap
Kembali mata ini menanap
ke barisan pusara yang menjulang
Satu di antaranya, kusimpuhi
Dalam nisan tergores sebuah nama
orang yang seharusnya kukasihi
tapi telah pergi
Aku jadi ingat...
Harusnya banyak pusara yang menghujat
Bukan hanya pusara itu
yang memiliki rasa rindu
padaku
pada doaku
Dengan saat yang singkat
kuhendak tinggalkan barisan pusara
Kembali kuhitung yang mau dikubur
satu... dua... dan...
Hmmm...
Hilang satu
Kucari jejak yang menanda
tapi tiada....
ditulis di Jakarta, 25 November 1997
Jakarta, Senin, 26 November 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar