Kepada Perempuan Jelita


Darah birumu membuat semua jiwa selalu tunduk
Tajam fikirmu membuat semua rasa harus salut
Elok rupamu membuat semua jaka pasti pana
Santun lakumu membuat semua raga jadi suka

Namun,
darah birumu yang mengalir
tajam fikirmu yang mengukir
elok rupamu yang mendesir
santun lakumu yang menyetir
tiada mampu menentang takdir

hingga,
Kau harus terhempas dalam kemewahan
sebelum terpuruk dalam kepedihan

Dulu,
Kasihmu yang tulus
tiada berbalas
Setiamu yang putih
teramat pedih

Kini,
Kutahu kisahmu
setelah pergimu, Ibu.

Jakarta, 15 Februari 1998

Tidak ada komentar: