Mimpi Pasti



Masih dengan samar kuterjaga dari lelapku
Kusapu seluruh ruang dengan pandangan edar
Begitu banyak yang mengerumuniku
berbaris rapih
berputih bersih

Kucoba kenali wajah demi wajah
Tak satupun kukenal
Semua begitu asing menatapiku
tanpa emosi
begitu dingin

Tuhanku! Inikah ajalku?
Mereka menjemputku!
mengajakku tinggalkan maya
penuh paksa...
walau bisu

Jangan! pekikku tercekat
Seulur tangan menyentuh nadi nafasku
Kutepiskan penuh ngeri
Peluhpun mengucur
basahi alas pembaringan....

Jakarta, 20 Februari 1999

Tidak ada komentar: