Pengaduanku

 


"Pengaduanku"

Ya, Allah!
Mata ini buta akan kebesaran-Mu
hingga aku buta segala
Telinga ini tuli akan kearifan-Mu
hingga aku tuli segala
Hidung ini hambar akan keharuman-Mu
hingga aku hambar segala
Mulut ini bisu akan keagungan-Mu
hingga aku bisu segala
Tangan ini kaku akan karunia-Mu
hingga aku kaku segala
Kaki ini timpang akan ke hadirat-Mu
hingga aku timpang segala
Hati ini beku akan kasih-Mu
hingga aku beku segala

Ya, Allah!
Mata ini
Telinga ini
Hidung ini
Mulut ini
Tangan ini
Kaki ini
Hati ini
Jangan Kau biarkan mati!

Jakarta, 26 Desember 1998-2022

Valentino

 


Valentino


"Namaku Valentino Putra. Sebenarnya orang tuaku memberi nama lengkap Valentino Putra Setyo. Namun, semenjak perceraian mereka, aku sudah menghapus nama belakangku. Tidak ada kebanggaan lagi aku menyandang nama itu. Nama dari seseorang yang sebelumnya sangat kudambakan dalam kehidupanku. Setyo Utomo, ayahku.

Ayah dan ibu bercerai pada saat aku belum lulus sekolah dasar. Aku terpukul sekali. Aku mencintai ayah. Aku pun menyayangi ibu. Sayangnya mereka tak bisa terus bersatu. Aku harus memilih.

Ayah tidak memiliki pekerjaan yang pasti. Selama menikah lebih banyak keuangan yang bergantung pada ibu. Hal ini membuat ibu mudah naik darah. Tidak hanya kepada ayah, tetapi juga kepadaku. Hal ini membuatku tidak lagi menghiraukan ibu.

Aku tidak mungkin hidup bersama ayah yang juga belum mampu menopang hidupnya sendiri. Aku juga tidak mungkin betah bertahan di dalam rumah dengan berbagai omelan yang selalu ibu curahkan. Meskipun segala kebutuhan fisikku telah ibu penuhi, aku tidak ingin berlama-lama di rumah. Aku ingin tempat lain!"


Kertas di tanganku bergetar. Betapa menyesalnya diriku. Aku gagal! Aku seorang ayah yang gagal. Selintas kutatap sendu bekas istriku. Kulihat tubuhnya berguncang-guncang. Adapun tubuh anak kami sudah terbujur kaku di hadapannya. Valentino putra kami...

***

diunggah kembali 18 Desember 2022