Elegi Kelabu



Sang pungguk merindukan bulan
Sang bulan selalu membayang
Rupa dan geraknya
Sejak pandangan pertama

Sang pungguk terus mencoba
Berpikir ia tak henti
Agar dapat terlihat bulan
Walau dengan mencuri

Yang dicari perhatian
Yang timbul malah keraguan
Mungkinkah ia disukai sang bulan?
Sang pungguk dirundung keputusasaan

Saat jumpa
Sang pungguk dan sang bulan
Sang pungguk hanya diam
Malu

Sang pungguk merasa dadanya sesak
Ia pun bertekad bulat
‘kan ia sampaikan isi hatinya
Tiada dengan berpura-pura

Kesempatan itu datang
Mereka hanya berdua
Sang pungguk diam

Malu dan ingin, berpadu
Membuatnya bisu
Kesempatan itu pun berlalu
Dengan sia-sia ….

Jakarta, 14 Desember 1997

Tidak ada komentar: