Kado Ulang Tahun


Sabtu, 18 Desember 2010

Subhanallah, tidak terasa kemungkinan lebih dari separo jatah hidupku sudah kunikmati di dunia ini. Ada beberapa ucapan selamat yang terlantunkan. Terima kasih. Semoga harapan dan doa Anda semua dikabulkan Allah.

Dulu, dua puluh tahunan yang lalu, di tengah kesederhanaan keluarga, saat berulang tahun adalah saat yang ditunggu-tunggu. Bapak (Allahyarham) biasanya memberikan hadiah berupa Chiki Snack, Taro Snack, dan Yoyo Snack yang merupakan jajanan kegemaranku. Sebelum dinikmati, jajanan tersebut didoakan dulu oleh Bapak. Sering tidak sabar menunggunya. Namun, belakangan baru aku sadar. Kado utama ulang tahunku adalah doa Bapak. Ketiga jenis jajanan favoritku cuma kado tambahan.

Tahun ini, selain ucapan doa dari teman-teman aku mendapatkan kado yang istimewa, hikmah kehilangan. Mau tahu ceritanya? Begini:

Jumat, 17 Desember 2010 pukul 16.00 WIB tiba di rumah sepulang dari sekolah. Di depan pintu yang terkunci aku hanya bisa mematung. Rangkaian kunci yang biasanya tergantung di ban pinggang celanaku tidak ada! Bagaimana bisa? Selama ini beberapa teman menyebutku seperti satpam dengan menggantungkan kunci-kunci di ban pinggang celana sebagai usaha preventifku. Koq, bisa hilang ya?

Aku langsung konfirmasi kepada pemilik kontrakan. Aduh! Beliau tidak memiliki cadangannya... Kutelefon kakakku yang aku titipkan duplikat kunci rumah. Dia masih memberi privat di Mangga Besar dan baru pulang pukul 21.00 WIB. Akhirnya kuhubungi teman dekatku yang berbeda RW. Alhamdulillah ada di rumah, baru pulang kerja. Jadilah aku menumpang mandi, makan, istirahat, sambil menunggu di rumah temanku sampai pukul 21.00 WIB.

Sabtu, 18 Desember 2010. Tiga puluh empat tahun dari Sabtu, 18 Desember 1976 yang lalu. Pagi-pagi langsung ke sekolah disambut Pak Satpam dengan ramah. Kutanyakan keberadaan kunciku, barangkali terjatuh di sekolah. Ternyata ada! Alhamdulillah... kuciumi kunci-kunci itu.

Ya, Allah! Aku diuji kehilangan kunci semalaman saja sudah begitu resah. Padahal setiap insan yang beriman seharusnya memiliki keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi selalu ada hikmahnya. Termasuk kehilangan kunci rumah itu. Betapa aku yang sudah sedemikian 'teliti' dalam membawa kunci ternyata ketika Allah berkehendak 'hilang' maka sudah meluluhkan sendi-sendi semangatku. Ya! Sekuat apa pun manusia menjaga miliknya, tetap Allah yang menentukan kisahnya. Termasuk nyawa kita...

Thanks God! Matur nuwun sanget kangge Masku (Roy), kancaku (Nur), Trio security SMA Negeri 72 Jakarta, karo someone yang sudah menemukan dan menitipkan kunciku ke pos satpam. Thanks for all... Semoga Allah membalas segala kebaikan Anda semua, tentunya dengan berlipat ganda. Aaaamiin!

Tidak ada komentar: