Dialog Nabi dengan Iblis


"Jika engkau bisa menjawab dengan jujur, maka coba ceritakan kepadaku, siapa orang yang paling engkau benci?"

"Engkau, wahai Muhammad, adalah orang yang paling aku benci dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu."

"Lalu siapa lagi yang paling engkau benci?"

"Seorang pemuda yang bertakwa yang ia mencurahkan dirinya hanya kepada Allah SWT."

"Siapa lagi?"

Orang alim yang wara'(menjaga diri dari syubhat) lagi sabar."

"Siapa lagi?"


"Orang yang senantiasa melanggengkan kesucian dari tiga kotoran (hadats besar, kecil, dan najis)."

"Siapa lagi?"

"Orang fakir yang senantiasa bersabar, yang tidak pernah menuturkan kefakirannya kepada siapa pun dan juga tidak pernah mengeluh penderitaan yang dialaminya."

"Lalu dari mana kau tahu kalau ia bersabar?"

"Wahai Muhammad, bila ia masih dan pernah mengeluhkan penderitaannya kepada makhluk yang sama dengannya selama tiga hari, maka Allah tidak akan mencatat perbuatannya dalam kelompok orang-orang yang bersabar."

"Lalu siapa lagi, wahai Iblis?

"Orang kaya yang bersyukur."

"Lalu apa yang bisa memberi tahu kepadamu bahwa ia bersyukur?"

"Bila saya melihatnya mengambil kekayaannya dari apa saja yang dihalalkan dan kemudian disalurkan pada tempatnya."

"Wahai makhluk yang terkutuk, siapa teman dudukmu?"


"Orang-orang yang suka makan riba."

"Lalu siapa teman dekatmu?"

"Orang yang berzina."

"Siapa teman tidurmu?"


"Orang yang mabuk."

"Siapa tamumu?"

"Pencuri."

"Siapa utusanmu?"

"Tukang sihir."

"Apa yang membuatmu merasa malu dan hina?"

"Sedekah secara rahasia."

"Apa yang menjadikan matamu buta?"

"Sholat di waktu sahur."

"Siapa orang yang paling bisa membahagiakanmu?"


"Orang yang sengaja meninggalkan sholat."

(dikutip dari "Dialog Nabi Muhammad SAW dengan Iblis", Cahaya Sufi, Agustus 2006. hlm. 10-27.)