Tidak Lulus karena Bahasa Indonesia? Ampuuun....

Tidak lulus Ujian Nasional karena Matematika? Mungkin sebagian besar orang akan menganggap sebagai suatu kewajaran. Namun, harus tertinggal di SMU hanya gara-gara mata pelajaran Bahasa Indonesia? Ampuuun, deh! Panjenengan bocah Londo, Le?

Saya yakin mayoritas Guru Bahasa Indonesia telah meyakinkan muridnya saat menjelang Ujian Nasional. Tidak perlu belajar mati-matian untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Soal UN Bahasa Indonesia lima tahun belakangan ini sudah tidak menuntut itu. Kebanyakan soal terkait dengan kegiatan membaca. Sekali lagi, MEMBACA!

Lalu, mengapa masih ada yang harus tertinggal di Bahasa Indonesia? Kemungkinan besar karena mereka memang tidak gemar dan tidak membiasakan diri untuk membaca. Kebiasaan hidup serba instan membuat mereka enggan untuk sedikit berlelah diri dalam menangkap sebuah informasi. Kalaupun masih mau membaca, sifatnya tetap saja yang serba instan seperti sms-an, chatting, status fb, bbm-an, dan yang sejenisnya. Andai saja saat online mereka sempatkan membuka situs/website/blog informasi, kegiatan membaca ini tentunya dengan sendirinya akan menjadi budaya.

Tentu ini bukanlah kesalahan mereka semata. Ada banyak faktor penyebab lainnya. Nyaris mustahil budaya membaca bisa tumbuh di tengah keluarga atau lingkungan yang masih alergi dengan kegiatan multimanfaat ini. Bak mengharap turunnya hujan di musim kemarau. Di negeri ini masyarakat yang senang membaca hanya 23,5%. Yang hobi mendengarkan radio cuma 40,3%. Adapun yang maniak menonton televisi bisa mencapai 85,9%.*)

Dari sedikit orang yang masih menjadikan membaca sebagai sebuah kegiatan rutin, hanya 21,07% yang senang pada bacaan ilmu pengetahuan. Yang suka membaca majalah atau tabloid sebanyak 29,22%. Yang hobi membaca buku cerita ada 16,72%. Yang membaca koran di hari Minggu terdapat 55,11%. Adapun yang membaca buku pelajaran sekolah ada 44,28%.**) Bisa dibayangkan, bagaimana akan terlahir generasi yang akrab dengan bacaan jika mereka terlahir dari bagian masyarakat yang seperti ini....

Nah, sekarang nasi telah menjadi bubur. Buat siswa-siswa yang saat ini duduk di kelas VII dan VIII SMP serta X dan XI SMU, jadikanlah ini sebuah peringatan. Bahasa Indonesia memang gampang tetapi jangan digampangin. Mulai sekarang: BACA, BACA, dan BACA! Termasuk penggalan artikel ini:

“Bahasa Indonesia Tersulit”

Bahasa Indonesia dan Matematika merupakan dua mata pelajaran yang membuat banyak peserta Ujian Nasional (UN) 2011 tidak lulus. Sebanyak 2.391 siswa tidak lulus karena Matematika dan 1.780 siswa tidak lulus karena mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional, Mansyur Ramly, ada beberapa hal yang menyebabkan Bahasa Indonesia selalu menjadi kesulitan bagi siswa. Siswa di Indonesia tidak dibiasakan untuk sering membaca dan memahami teks. Selain itu, siswa terlalu terburu-buru dalam membaca soal sehingga hasilnya salah.

Republika, Selasa, 24 Mei 2011

*) data 2006
**) data BPS 2003 untuk penduduk di atas 15 tahun

Tidak ada komentar: