Demi Kasih Ayah


Demi Kasih Ayah

 

Sebuah pigura maya
Temui mimpiku yang sunyi…
Kubasuh mukanya
Dengan jemari berlumur luka

Sesaat bayang itu hadir
Putar kembali adegan dulu
Kasihnya padaku
Kalahkan siksa yang mendera

Maafkan, Ayah!
Kasihmu belum berbuah
Bukan tiada berbalas
Walau bukan emas

Untukmu, Ayah!
Kuterima dukaku
Meski tak kusanggupi
Pasti ‘kan bertepi.

Jakarta, 14 Februari 1999


Tidak ada komentar: