Pilkada: Pencerdasan atau Pembodohan?


Tulisan lama tetapi saya angkat lagi karena menyambut Pilpres 2024.

Pascareformasi, berita tentang pemilihan kepala daerah nyaris menjadi menu harian masyarakat. Saat prareformasi, pemberitaan mengenai pemilihan umum hanya berlangsung lima tahun sekali. Namun, meskipun frekuensi pemberitaan bertambah tetapi kualitas pencerahan terhadap masyarakat akan sistem pemilihan yang sehat masih sangat memprihatinkan. Kerangka tulisan ini sebenarnya sudah saya buat saat pemilu presiden 2009 lalu. Belum 'sempat' dikembangkan, sudah berlangsung pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI pada Rabu, 11 Juli 2012. Bahkan, selepas pemilihan presiden 2014 kemarin pun, kerangka ini tak jua berkembang. Sekarang saya paksakan untuk mengembang meskipun masih jau dari sempurna. Mudah-mudahan bisa menjadi bahan pertimbangan masyarakat saat pemilihan kepala daerah maupun pemilihan wakil rakyat maupun presiden ke depannya.

Media, baik elektronik maupun cetak, tak pelak lagi menjadi corong utama dalam sosialisasi pesta demokrasi. Selama ini masing-masing media membanggakan diri sebagai media pemberi informasi yang paling berimbang, netral, dan objektif. Kenyataannya? Anda tahu sendirilah… Apalagi jelang pesta rakyat 2014 sudah banyak pemilik media mencalonkan diri menjadi wakil partai maupun calon presiden. Jadi, jangan heran jika pemberitaan di Metro TV penuh dengan prestasi Surya Paloh, TV One dan ANTeve tidak ada kritik untuk Aburizal Bakrie, MNC Group (MNC TV, RCTI, dan Global TV) sarat dengan kehebatan Harry Tanoesudibjo.

Pemberitaan di media (khususnya tentang pemilu) tentunya tidak terlepas dari syahwat politisi maupun pengamat politik. Jangan pernah berharap kepada politisi untuk bisa berbicara objektif. Bahkan, di saat partainya salah sekalipun. Dalam segala kondisi, partainya selalu yang terbaik. Bukankah tidak ada pabrik kecap yang mengatakan bahwa kecapnya adalah nomor dua? Pengamat pun sarat dengan kepentingan. Berkoar-koar dengan berapi-api saat menjadi pengamat. Begitu terjun menjadi politisi seperti habis dikebiri.

Sekarang juga sedang gencar dikampanyekan 30% kuota untuk perempuan. Bahkan diharapkan calon-calon wakil rakyat berjenis kelamin perempuan bisa ditempatkan pada nomor urut atas. Sepintas aturan tersebut menguntungkan perempuan. Senyatanya aturan tersebut justru memecah/membagi suara untuk perempuan. Ambil contoh jika pemilih Laki-laki sebanyak 12 orang dan pemilih Perempuan sebanyak 12 orang dengan kandidat 3 orang Laki-laki dan 1 orang perempuan. Seharusnya jika fanatik gender, hasil yang diperoleh adalah 4 suara untuk masing-masing kandidat laki-laki dan 12 suara utuh untuk kandidat perempuan. Realitasnya tidak begitu. Kandidat perempuan tetap tidak mampu mengungguli laki-laki. Bukankah ini berarti, kaum perempuan sendiri lebih mempercayakan amanatnya kepada kaum laki-laki? Mengapa harus dipaksakan memilih sesama perempuan? Sebuah upaya nyata yang membabi buta untuk mengeluarkan para ibu dari surganya (rumah).

Kesempatan berikut inginnya saya membahas kampanye berekses negatif (black campaign, sampah spanduk poster dll, pelanggaran lalin), Panwaslu tidak netral, Artis mengungguli politisi? Artis bebas KKN?, DPT bermasalah, Gagal nyaleg jadi gila, dan Politisi senior plin-plan bermuka dua. Kapan-kapan, ya?



Durhaka Istri terhadap Suami

 

    Hanya bisa mengelus hati ketika mendengar beberapa perempuan menyebut bahwa lelaki sekarang manja. Kesimpulan ini mereka dapatkan berdasarkan pengalaman mereka selama hidup dengan suami mereka. Saat ubin pecah, suami minta orang lain memperbaiki. Pompa air rusak, suami minta orang lain memperbaiki. Genteng bocor, suami minta orang lain memperbaiki. Padahal mereka berharap agar suami mereka melakukan sendiri.

    Lho? Bukankah suatu urusan harus diserahkan kepada ahlinya? Apa jadinya ketika suami memaksakan diri untuk melakukan itu semua? Mengapa dulu kau tidak menikah dengan tukang bangunan saja?

    Bisa saja suami paksakan diri untuk melakukan itu semua. Namun, apa jadinya? Ubin yang tidak rata tentu tidak nyaman dan tidak aman. Pompa air belum benar badan sudah pegal semua. Mau perbaiki genteng bocor malah menimbulkan kebocoran baru. Syukur kalau tidak sampai terperosok atau jatuh dari atap rumah.

    Mengapa Nabi pernah bilang bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah perempuan? Nah! Jangan-jangan salah satu penyebabnya adalah ketidakmauan mereka mensyukuri suaminya...

😇

Reupload dari 25032017


Kata-Kataku (Quote)


Apapun yang terjadi, rumah adalah tempat kembali. Bagiku, rumah adalah tempat yang paling mendamaikan.

10052023

 

Kerap terjadi, pekerjaan yang tidak dituntaskan segera dengan alas an apapun akhirnya terlupakan. Subhanallah…

05032021

 

Mengapa tukang bohong banyak pengikutnya? Karena di dalam darahnya menitis darah Dajjal, Sang Pendusta. Jadi, dajjal kecil Namanya.

12012018

 

Lidah memang lebih tajam daripada pisau. Namun, pisaulah yang bisa memotong lidah. Bukan sebaliknya.

26062021

 

Karena tindakan terlahir dari hati…

29102017

 

Jangan mudah mencela kesalahan orang. Betapa mudah bagi Allah untuk menguji kita dengan hal serupa. Kalau sudah begitu, pembenaran apa yang ingin kita sampaikan?

07102017

 

“kalua boleh jujur…”

Meman gada yang melarang kita untuk jujur?

22092017

 

Saat hak orang lain kita rampas, sering kita tidak (mau) menyadarinya.

Giliran hak kita dirampas, reaksi kita laksana tidak pernah menjadi pelakunya.

26082017

 

Ada yang telah berhijrah terpaksa Kembali karena kebutuhan ekonomi.

Ada yang rezeki berlimpah terpaksa obat penenang dikonsumsi.

Saya tidak lebih baik daripada mereka. Hanya ingin bertanya:

“Sebenarnya apa yang kit acari?”

05082017

 

Terkadang ada orang yang menyakiti diri sendiri demi meraih simpati.

01072017

(Sebenarnya) Mendidik itu Sederhana



"(Sebenarnya) Mendidik itu Sederhana"

Ingin anak taat kepada Allah?
Anda harus taat kepada Allah.
Ingin anak menjaga aurat?
Anda harus menjaga aurat.
Ingin anak hormat terhadap yang lebih tua?
Anda harus hormat terhadap yang lebih tua.
Ingin anak bersikap disiplin?
Anda harus bersikap disiplin.
Ingin anak menuju sorga?
Anda harus menuju sorga.
Tidak ingin anak bersikap kasar?
Anda jangan bersikap kasar.
Tidak ingin anak berkata kotor?
Anda jangan berkata kotor.
Tidak ingin anak merokok?
Anda jangan merokok.
Tidak ingin anak berbohong?
Anda jangan berbohong.
Tidak ingin anak ke neraka?
Anda jangan ke neraka.

Jakarta, 29 Juli 2017 - 2 Mei 2024

Surat untuk Kartini

"Surat untuk Kartini"

Ibunda, 

Suratmu telah lama kuterima

Telah lama pula kubaca

Namun, baru kali ini aku bisa membalasnya


Ceritamu mendidik masyarakat pribumi sangat menyadarkanku

Engkau tidak sekadar ingin memajukan kaum perempuan

Engkau ingin semua masyarakat tidak mampu maju bersamamu


Kegemaranmu menulis surat terhadap sahabat-sahabat

Menyadarkan aku bahwa engkau banyak membaca

Kemahirannu berbahasa asing mampu menyejajarkan dirimu dengan bangsa lain

Engkau tunjukkan keunggulan bangsamu di hadapan mereka


Kesempatan yang engkau dapat untuk melanjutkan pendidikan

Kau berikan pada seorang pemuda yang kelak juga menjadi pahlawan

Kami telah mengenalnya, Haji Agus Salim namanya


Kecintaanmu terhadap Tuhanmu tak perlu lagi diragukan

Kau pinta Kyai Soleh Darat untuk membuat terjemahan kitab sucimu

Ya, bagaimana kita bisa mengamalkan suatu ajaran jika tidak memahami

Sungguh engkau hamba Tuhan sejati, gelar tertinggi yang kau ingini


Kehidupanmu mencapai puncak kesempurnaan tatkala kau terima pinangan Bupati Rembang

Engkau tidak menolaknya meskipun dijadikan yang kesekian

Hingga nafasmu terhenti seusai kau tumpahkan darah untuk generasimu berikutnya


Ibunda, 

Kutulis balasan surat ini dengan merah muka

Kebanyakan kami hanya mengingat kebayamu

Bukan perjuanganmu

Selamat Hari Raya Idulfitri 1445 H

 


Asalaamu'alaikum...

Saya sebagai pribadi yang penuh kelalaian mengucapkan:


"Selamat Hari Raya Idulfitri"

Mohon maaf atas segala kesalahan kepada siapa pun yang pernah berinteraksi dengan saya.

Wassalaam...


jgj

Selamat Jalan, Bu Tatiek!


Assalammu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh


Innalillahi Wa Inna illaihi Rojiun 

Telah berpulang ke Rahmatullah salah satu guru terbaik SMA Negeri 75 Jakarta:


TATIEK PURWIANINGSIH BINTI ALM. MOCH KURDI


Hari   : Ahad

Tgl     : 07 April 2024

Pukul : 20.37 WIB


Mohon maaf apabila selama hidup almarhumah ada kesalahan.

Allahumma Laa Tahrimnaa Ajraha Walaa Taftinaa Ba'daha Waghfirlana Wa Laha

Aamiin

🤲

Anekdot "Jangan Gaduh!"


"Jangan Gaduh!"

Ada sebuah rumah besar. Di dalamnya terdapat 35 kamar. Suatu saat rumah tersebut kedatangan para maling. Diduga para maling bekerja sama dengan sebagian penghuni rumah. Karena para maling terlalu rakus, penghuni rumah yang lain pun terbangun.

"Maling...!" teriak sebagian penghuni rumah.
"Mereka bukan maling. Mereka tamu," bela sebagian penghuni lain yang bekerja sama dengan para maling.
Mereka terus berdebat hingga timbul keributan. Kemudian datanglah Kepala Kampung.
"Sudah, jangan gaduh!" katanya. Para maling dan penghuni rumah pendukungnya tersenyum lebar. Sebagian penghuni rumah yang lain juga tersenyum. Tersenyum kecut.
Dalam hati mereka bergumam, "Memangnya kalau rumah kita kemalingan cukup diam saja, ya? Yang melarang pemilik rumah untuk berteriak itu siapa, sih? Malingnya juga, bukan?"
THE END

Jakarta, 3 Oktober 2017
diunggah ulang pada Ahad, 24 Maret 2024
*Siapa itu yang bilang, "Jangan gaduh!"?

Kita Hanya Bersandiwara

 


"Kita Hanya Bersandiwara"

Sedikit mengenang kisah yang telah lalu...

Keterpautan hati yang begitu lampau
belum yakinkan mesra antara kita
Akrab yang mengalir selama ini
ternyata hanya sebuah sandiwara dusta

Bila kukata cinta sepenuh jiwa
pun kaukata tanpa ada rasa makna
maka yang timbul hampa cinta yang lara

Kalau kubisik kasih sebersih putih
pun kaubisik tanpa ada hasrat merintih
bahkan yang ada pedih kasih yang perih

Jika kubilang sayang beribu bayang
pun kaubilang tanpa ada rindu menerjang
hingga yang hadir sunyi hati yang gersang

Kebersamaan raga yang kini makin meragu
mulai kalahkan hasrat di dalam dada

Dusta yang terbangun selama ini
usik hatiku bahwa kita hanya bersandiwara

Jakarta, 7 Februari 1999 - 7 Maret 2024

Sebuah Tanya

 


Kudengar suara tangis saudaraku
Dari mana tak kutahu
Suaranya parau
Tangisnya sendu

Saat kulihat raut wajahnya
Dari secercah sinar cahaya
Rautnya melas
Wajahnya pias

Lalu kurengkuh tubuhnya yang rapuh
Dari guncangan angin riuh
Tubuhnya luluh
Nafasnya luruh

Kau pun bisikkan dukamu padaku
Dari tak tahu kujadi tahu
Bisikmu kelu
Dukamu kelabu

Sayang kutak bisa jawabnya
Sebuah tanya dari cerita
Namun,
Tidak semua tanya berakhir jawab

Jakarta, 15 Februari 1998-2024

Negeriku

 


NEGERIKU


Perlahan,

Sayup yang mendera dari menara-menara

Berubah menjadi gema

Bangunkan insan yang lena

Berikan embun kesejukan dalam pengharapan

Jadikan sebuah batu pijakan

Kalau hari telah menanti

                    

                    Perlahan,

                    Kabut yang menyelimuti gunung-gunung

                    Mengasap menjadi awan   

                    Hijaukan daun dan rerumputan

                    Berikan cerah keemasan dalam pergulatan

                    Jadikan tepi sebuah tujuan

                    Harus lalui ombak yang mendebur

                                        

                                        Perlahan,

                                        Karunia yang mencurah dari tebing-tebing

                                        Menderu membentuk irama

                                        Segarkan raga yang menua

                                        Berikan arah jalan dalam kepulangan

                                        Jadikan bumi sebagai persinggahan

                                        Sampai hadapi senja yang menanti


Jakarta, 7 Februari 1999 - 4 Februari 2024

(sebuah renungan bagi mereka yang mendamba negeri yang hakiki)


Bedah Soal Bahasa Indonesia

 

Bedah Soal Bahasa Indonesia

Soal-soal berikut beserta kunci jawaban diunduh dari http://mashudismada.wordpress.com. Adapun pemuatannya di blog ini saya tambahi dengan pembahasan. Semoga bermanfaat!

21. Penulisan kata bercetak miring berikut ini yang tidak tepat terdapat pada
kalimat…
A. Warga kompleks membangun gedung pertemuan secara swadaya.
B. Pada saat pasca panen, harga gabah sering melorot.
C. Setiap bus antarpropinsi harus dalam kondisi laik jalan.
D. Banyak pelajar melakukan kerja sosial untuk mengisi liburan.
E. Para tunawisma di jembatan lama akan ditertibkan.

Pembahasan:
Kata bercetak miring pada kalimat A, B, C, dan E merupakan kata dengan imbuhan serapan/asing, yaitu swa-, pasca-, antar-, dan tuna-. Sebagaimana imbuhan yang lain, imbuhan ini dalam penulisannya harus melekat pada kata dasar yang diimbuhinya. Adapun kata kerja sosial merupakan frasa (gabungan kata/kata majemuk) dalam penulisannya memang harus dipisah.

JAWABAN : B

23. Bacalah wacana berikut dengan saksama!
Naiknya harga minyak dunia membuat pemerintah Indonesia dalam posisi sulit. Jika tidak mengikuti kenaikan harga minyak dunia tersebut, yaitu dengan menaikkan harga BBM dalam negeri, perekonomian Indonesia akan hancur. Sebaliknya, apabila menaikkan harga BBM, masyarakat menengah ke bawah akan mengalami kesulitan hidup. Akhirnya, pemerintah mengambil langkah berani, yaitu menaikkan harga BBM dengan memberikan kompensasi berupa subsidi langsung kepada masyarakat kecil.

Isi paragraf di atas seperti diungkapkan oleh peribahasa…
A. Malang tak boleh ditolak, mujur tak boleh diraih.
B. Bagaikan makan buah simalakama, dimakan ibu mati, tidak dimakan bapak mati.
C. Memakan hendak kentang, membeli hendak ubi.
D. Ingin buah manggis di hutan, masak ranum tergantung tinggi.
E. Mati anak berkalang bapak, mati bapak berkalang anak.

Pembahasan:
Maksud dari tiap-tiap peribahasa di atas adalah:
A. Nasib buruk tidak dapat dihindari, nasib baik tidak dapat dicari.
B. Pekerjaan yang sulit dilakukan, jika dilakukan pun akan berbahaya.
C. (belum diketahui artinya. Namun, besar kemungkinan berarti hendak mendapatkan sesuatu yang baik dengan pengorbanan yang tidak sepadan)
D. Menginginkan sesuatu yang sulit diperoleh.
E. Hendaknya antara bapak dan anak berkewajiban tolong-menolong.

JAWABAN : B

24. Bacalah Paragraf berikut dengan saksama!
Dalam suasana hening, hasil belajar akan menjadi maksimal. Itulah alasan mengapa lokasi dan ruang belajar didesain sedemikian rupa. Asrama yang dihuni oleh banyak siswa diusahakan jauh dari kebisingan lalu lintas. Lapangan basket dan tempat bermain tenis meja dijauhkan dari ruang-ruang kelas. Waktu menonton televisi bagi penghuni asrama juga diatur. Tamu atau masyarakat luar asrama dibatasi. Motor dan mobil tidak diizinkan masuk asrama pada pagi hari. Siswa tidak diizinkan makan pagi lewat pukul 7.30 WIB.

Kalimat tidak padu yang terdapat pada paragraf diatas adalah kalimat nomor …
A. Asrama yang dihuni oleh banyak siswa diusahakan jauh dari kebisingan lalu lintas.
B. Siswa tidak diizinkan makan pagi lewat pukul 7.30 WIB.
C. Waktu menonton televisi bagi penghuni asrama juga diatur.
D. Motor dan mobil tidak diizinkan masuk asrama pada pagi hari.
E. Itulah alasan mengapa lokasi dan ruang belajar di desain sedemikian rupa.

Pembahasan:
Kalimat pertama paragraf di atas merupakan kalimat utama. Ide pokok yang bisa diambil dari kalimat utama adalah kemaksimalan hasil belajar karena suasana hening. Berarti kalimat kedua dan seterusnya harus merupakan penjelas dari ide poko tersebut. Kalimat kedua, ketiga, keempat, kelima, dan keenam menjelaskan suasana hening yang didesain. Adapun kalimat ketujuh justru di luar konteks suasana hening. Jadi tidak padu dengan kalimat utama maupun kalimat penjelas lainnya.

JAWABAN : B

25. (1) Dapat pula dikemukakan bahwa dalam paragraf yang kohesif tidak terdapat
kalimat yang saling bertentangan. (2) Kohesif bermakna kepaduan. (3) Paragraf yang kohesif adalah paragraf yang hubungan antar kalimatnya padu atau berjalinan erat. (4) Kepaduan itu ditandai dengan terciptanya saling mendukung antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya. (5) Lebih jelas lagi dapat dikatakan bahwa paragaraf yang kohesif ditandai dengan tidak terjadinya saling mengingkari antara kalimat satu dengan kalimat lainnya.

Kalimat-kalimat tersebut akan menjadi paragraf yang padu apabila disusun dengan
urutan…
A. (2), (3), (5), (4), (1)
B. (1), (3), (5), (4), (2)
C. (5), (3), (2), (4), (1)
D. (2), (4), (5), (3), (1)
E. (2), (3), (4), (5), (1)

Pembahasan:
Untuk mengurutkan paragraf perlu ditentukan kata kunci yang bisa menunjukkan kita pada urutan kalimat yang tepat. Kata kohesif di kalimat (3) merujuk pada kata kohesif sebelumnya yang ada di kalimat (2). Frasa kepaduan itu di kalimat (4) merujuk pada kata padu di kalimat (3). Frasa lebih jelas lagi di kalimat (5) merupakan penekanan informasi di kalimat (4). Adapun kalimat (1) merupakan pengulangan dari kalimat (5) yang ditandai dengan penggunaan frasa dapat pula dikemukakan (pengulangan dapat dikatakan) dan saling bertentangan (pengulangan saling mengingkari). Artinya, secara berurutan kalimat itu adalah (2), (3), (4), (5), dan (1)

JAWABAN : E

33. Bacalah paragraf berikut dengan saksama!
Manajer perusahaan multiproduk itu berasal dari kalangan elit. Ia dalam manajemennya selalu menggunakan sistem kontrak.

Dalam paragraf di atas, terdapat kesalahan penulisan kata serapan, yakni…
A. manajer seharusnya manager
B. multiproduk seharusnya multiprodak
C. elit seharusnya elite
D. manajemen seharusnya managemen
E. sistem seharusnya sistim

Pembahasan:
Untuk mengetahui penulisan kata serapan yang tepat kita harus mengikuti beberapa aturan, di antaranya menyesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia, pelisanan, atau menyerap seutuhnya. Kata manager diserap menjadi manajer. Kata product diserap menjadi produk. Kata elite diserap menjadi elite. Kata management diserap menjadi manajemen. Kata system diserap menjadi sistem.

JAWABAN : C

38. Bacalah kalimat-kalimat berikut dengan saksama!
(1) Budaya jalan pintas adalah manifestasi etos kerja yang kurang baik.
(2) Seseorang yang memiliki etos kerja yang baik selalu mempunyai kemauan yang kuat untuk menghasilkan yang terbaik salam pekerjaannya.
(3) Ada orang yang memiliki etos kerja yang baik dan ada pula yang kurang baik.
(4) Sebaliknya, orang yang memiliki etos kerja yang kurang baik selalu mempunyai keinginan untuk mencari jalan termudah dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

Keempat kalimat di atas dapat disusun menjadi paragraf yang baik dengan
urutan…
a. 3 – 2 – 4 – 1
b. 2 – 3 – 1 – 4
c. 4 – 2 – 3 – 1
d. 1 – 4 – 3 – 2
e. 2 – 4 – 3 – 1

Pembahasan:
Dari keempat kalimat di atas dapat kita tentukan yang menjadi kalimat utama adalah kalimat (3). Dengan pengembangan paragraf secara deduksi dapat kita susun sebagai berikut;
(3) Ada orang yang memiliki etos kerja yang baik dan ada pula yang kurang baik.
(2) Seseorang yang memiliki etos kerja yang baik selalu mempunyai kemauan yang kuat untuk menghasilkan yang terbaik salam pekerjaannya.
(4) Sebaliknya, orang yang memiliki etos kerja yang kurang baik selalu mempunyai keinginan untuk mencari jalan termudah dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
(1) Budaya jalan pintas adalah manifestasi etos kerja yang kurang baik.

Kata-kata bercetak miring merupakan kata kunci yang mengaitkan antarkalimat tersebut sehingga dapat disusun menjadi runtut.

JAWABAN : A

47. Bacalah wacana berikut dengan saksama!
Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung. Sewaktu mendaki, ada saja rintangan , seperti jalan yang licin yang membuat seseorang jatuh. Ada pula semak belukar yang sukar dilalui. Dapatkah seseorang melaluinya? Begitu pula bila menuntut ilmu, seseorang akan mengalami rintangan, seperti kesulitan ekonomi, kesulitan memahami pelajaran, dan sebagainya. Apakah seseorang sanggup melaluinya? Jadi, menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung untuk mencapai puncaknya.

Penalaran yang digunakan untuk menarik kesimpulan pada paragraf di atas adalah….
A. generalisasi
B. analogi
C. silogisme
D. sebab–akibat
E. akibat–sebab

Pembahasan:
Yang dimaksud dengan;
A. Generalisasai adalah mengambil kesimpulan berdasarkan data-data yang terbatas. Contoh generalisasi adalah; Nilai Bahasa Indonesia Arman 90. Nilai Bahasa Indonesia Bambang 85. Nilai Bahasa Indonesia Cici 95. Karena ketiga siswa tersebut berasal dari kelas yang sama, yaitu kelas XII, lalu kita menggeneralisasi bahwa nilai Bahasa Indonesia siswa kelas XII bagus-bagus.
B. Analogi adalah membandingkan dua hal yang sebenarnya sangat berbeda tetapi seolah-olah memiliki kemiripan. Paragraf soal membandingkan menuntut ilmu dengan mendaki gunung. Padahal keduanya sangat berbeda, ilmu dengan gunung apanya yang sama? Namun, keduanya memiliki kemiripan, yaitu sama-sma harus melalui rintangan.
C. Silogisme adalah mengambil kesimpulan berdasarkan pernyataan umum dan khusus. Contoh silogisme dapat dilihat pembahasan sebelumnya tentang silogisme. :-)
D. Sebab-akibat menampilkan kalimat sebab terlebih dahulu yang diikuti kalimat akibat. Bisa kalimat sebab sebagai kalimat utama dan beberapa kalimat akibat sebagai penjelasnya. Atau sebaliknya, beberapa kalimat sebab sebagai penjelas kemudian disimpulkan dengan satu kalimat akibat.
E. Akibat-sebab merupakan kebalikan sebab-akibat.

JAWABAN : B

Ehmmm... sudah dulu, ya! Jangan banyak-banyak, nanti malah susah memahaminya. Sedikit tetapi paham itu lebih baik. Jangan lupa meyakinkan diri bahwa Allah akan memberikan kesuksesan sesuai dengan upaya yang sudah kita lakukan... Selamat mempersiapkan diri menghadapi Asesmen Sekolah!

***

diunggah ulang Ahad, 28 Januari 2024

Soal Pemimpin

Soal Pemimpin

Ini benar-benar soal, soal terkait pemimpin. Bacalah secara saksama. Sertakan akal dan pikiran yang jernih. Mudah-mudahan kita bisa menjawabnya dengan benar. Berikut ini soalnya:

1. Sebuah kampung dihuni banyak orang baik dan sedikit orang jahat. Kampung itu mengadakan pemilihan kepala kampung. Calonnya juga dua orang, yaitu seorang baik dan seorang penjahat. Jika diadakan pemungutan suara terhadap penduduk kampung, siapakah yang akan terpilih menjadi kepala kampung?

2. Sebuah kampung dihuni banyak orang jahat dan sedikit orang baik. Kampung itu mengadakan pemilihan kepala kampung. Calonnya ada dua orang, yaitu seorang penjahat dan seorang baik. Jika diadakan pemungutan suara terhadap penduduk kampung, siapakah yang akan terpilih menjadi kepala kampung?
3. Negeri yang kita diami ini termasuk yang manakah?

😏
*Buat kita renungkan. Kalau sudah direnungkan, berbuatlah yang benar sebagaimana kita menjawab soal di atas.

10 Desember 2020 - 14 Januari 2024